Nabi-Nabi yang Lahir di Palestina
Nabi yang lahir di Palestina yang pertama adalah Nabi Daud AS. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam buku Tafsir Qashashi Jilid III: Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Yunus AS, Nabi Ayyub AS, Nabi Syu'aib AS, Nabi Zakariya AS, Nabi Yahya AS, dan Nabi Isa AS karya Syofyan Hadi.
Nabi Daud AS dilahirkan dan dibesarkan di Palestina. Nama lengkapnya adalah Daud bin Yisya bin Uwaibid. Ia merupakan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim AS dan memiliki 12 orang saudara.
Nabi Daud AS terkenal dengan keberhasilannya mengalahkan Raja Jalut yang terkenal sangat kuat dan kejam. Walaupun usianya saat itu masih muda dan yang dihadapi adalah manusia kuat dan bengis, namun Nabi Daud AS mampu mengalahkan Raja Jalut dan membunuhnya.
Nabi yang lahir di Palestina yang kedua adalah Nabi Ismail AS. Mengutip dari buku Ibrahim: Bapak Para Nabi dan Kekasih Allah karya Ali Muhammad Ash-Shallabi, putra Nabi Ibrahim AS ini lahir di Palestina pada tahun 1794 SM.
Nabi Ismail AS dilahirkan di wilayah Bi'ru Sab' saat Nabi Ibrahim AS sudah berusia sangat lanjut, yaitu menginjak umurnya yang ke-86 tahun. Dengan demikian, Nabi Ismail AS adalah putra pertama Nabi Ibrahim AS dari istrinya yang bernama Hajar.
Saat itu, Nabi Ibrahim AS yang sudah puluhan tahun pindah ke Palestina, namun ia belum juga dikaruniai keturunan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, ia berdoa kepada Allah SWT dengan berkata,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّلِحِينَ * فَبَشَّرْنَهُ بِغُلَمٍ حَلِيمٍ )
"(Ibrahim berdoa), 'Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh." Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun." (Ash-Shaffat https://www.detik.com/hikmah/quran-online/as-saffat/3789 : 100-101).
Pada urutan keempat, salah satu dari nabi-nabi yang lahir di Palestina adalah Nabi Yunus AS. Beliau memiliki nama lengkap Yunus bin Matta.
Dinukil dari buku Tafsir Al-Lubab Jilid 1: Makna, Tujuan, & Pelajaran dari Surah-Surah Al-Qur'an karya Quraish Shihab, Nabi Yunus AS dilahirkan di Gats Aifar, Palestina.
Beliau diutus oleh Allah SWT menjadi seorang nabi pada tahun kedelapan sebelum masehi. Di akhir hidupnya pun juga ia habiskan di Palestina. Di mana tepatnya, Nabi Yunus AS dimakankan di desa Jaljun yang terletak di antara Quds (Yerusalem) di Palestina dan Al-Khalil di tepi barat laut mati.
Quraish Shihab di bukunya yang lain yang berjudul Al-Qur'an & Maknanya, menyebutkan Nabi Yunus AS pernah ditolak oleh kaumnya ketika berdakwah. Akhirnya ia menuju ke Yafa satu pelabuhan di Palestina, dan melaut menuju tempat yang dinamai Tarsus (kota di barat Palestina).
Kisahnya yang terkenal adalah ketika Nabi Yunus AS diturunkan di tengah laut dan ditelan oleh ikan besar. Namun berkat pertolongan Allah SWT, beliau bisa selamat dan kembali kepada kaumnya tersebut.
Siapa yang tidak kenal dengan Nabi Isa AS? Benar, Nabi Isa AS adalah salah satu nabi yang lahir di Palestina.
Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Qashashul Anbiya, Nabi Isa AS, dilahirkan di Betlehem (Baitul Lahm), di dekat Baitul Maqdis, Palestina. Ia lahir dari seorang ibu yang bernama Maryam dan tanpa memiliki ayah.
Seperti yang diketahui, sebelum mengandung Nabi Isa AS, Maryam merupakan wanita yang salihah dan terjaga dari segala bentuk maksiat. Dirinya bahkan melakukan zuhud dengan selalu berada di Baitul Maqdis dan keluar hanya untuk keadaan yang mendesak.
Namun karena kekuasaan Allah SWT, maka Maryam bisa mengandung seorang bayi. Bahkan tanpa ada sentuhan laki-laki manapun. Dirinya suci dari segala tuduhan.
Untuk membersihkan fitnah-fitnah keji yang mengejar Maryam, maka Allah SWT beri Nabi Isa AS mukjizat pertamanya, yaitu bisa berbicara saat masih bayi.
Kerajaan Aceh telah dipimpin oleh puluhan Raja, di mana yang paling populer adalah Sultan Iskandar Muda dan Sultan Iskandar Thani. Foto/Antara
menjadi salah satu kesultanan populer yang berada di tanah Sumatera, selain Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan ini memiliki sejarah yang panjang dengan pengaruh yang signifikan dalam perdagangan, politik, dan kebudayaan di wilayah tersebut.
Kerajaan Aceh diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-13 atau 14. Sementara puncak kejayaannya baru diraih pada abad ke-16 dan ke-17.
Salah satu faktor yang membuat Kerajaan Aceh begitu penting adalah posisinya sebagai pusat perdagangan dan kekuasaan maritim. Aceh memiliki pelabuhan yang strategis dan aktif dalam perdagangan rempah-rempah, terutama lada hitam.
Selain itu, wilayah Aceh juga menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara. Kerajaan ini dikenal dengan dukungannya terhadap Islam dan peran para ulama dalam pemerintahan.
Kerajaan yang berada di ujung utara Pulau Sumatera, Indonesia, ini juga sempat memberi perlawanan pada Belanda pada abad ke-19 selama beberapa dekade. Sayangnya dalam perang ini Aceh harus takluk dan resmi menjadi bagian dari Hindia Belanda pada 1903.
Daftar Nama Raja Kerajaan Aceh
Sepanjang sejarahnya Kerajaan Aceh telah dipimpin oleh puluhan Raja, di mana yang paling populer adalah Sultan Iskandar Muda dan Sultan Iskandar Thani. Berikut ini daftar nama-nama rajanya.
1. Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)
2. Sultan ‘Adilullah bin Munawwar Syah (1530-1540)
3. Sultan ‘Ali Ri’ayah Syah bin Munawwar Syah (1540)
4. Sultan Salahuddin bin Ali Malik az Zahir (1540-1548)
5. Sultan Alauddin bin Ali Malik az Zahir (1537-1568)
6. Sultan Ali bin Alauddin Malik az Zahir (1568-1571)
7. Sultan Sri Alam (1575-1576)
8. Sultan Zainal Abidin ibn Abdullah (1576-1577)
9. Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589 M)
10. Sultan Buyong (1589-1596 M)
11. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M)
12. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)
13. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636 M)
14. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
15. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M)
16. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M)
17. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M)
18. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M)
19. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702 M)
20. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703 M)
21. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 M)
22. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M)
23. Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M)
24. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M)
25. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760 M)
26. Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M)
27. Sultan Badr al-Din (1781-1785 M)
28. Sultan Sulaiman Syah (1785 M)
29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1824 M)
30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M)
31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M)
32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M)
33. Sultan Mansur Syah (1857-1870 M)
34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M)
35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)
Ilyasa’ (as) adalah salah satu nabi Bani Israel. Nama lengkapnya adalah Yasa bin Akhthub ibn ash-Shakhuz, yang merupakan murid nNabi Ilyas (as) dan menjadi nabi setelahnya.
Banyak kisah telah diceritakan tentang dua nabi besar ini, seperti seorang wanita dari Bani Israel yang memiliki anak bernama Ilyaa’ bin Akhtub membawa Ilyas ke rumahnya untuk menyembunyikannya dari musuh; untuk berterima kasih kepadanya, Nabi Ilyas berdoa untuk putranya Ilyasa’ yang sakit parah, dan kondisi anak itu membaik dan penyakitnya hilang. Melihat keajaiban ini, Ilyasa’ percaya pada Nabi Ilyas dan terus bersamanya sejak saat itu.
Beberapa orang mengatakan bahwa Nabi Ilyasa’ memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Ilyas dan mereka adalah sepupu, dan setelah kematian Nabi Ilyas, Ilyasa’ mengajak masyarakat orang untuk menyembah Allah swt.
Banyak mukjizat telah dimiliki Nabi Ilyasa’. Diantaranya adalah, bahwa dia juga berjalan di atas air seperti Nabi Isa (as), menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang menderita kusta.
Nama Ilyasa’ disebut dua kali dalam Alquran di dalam surah Al-An’am dan surah Shad. Dalam surah Al-An'am disebutkan bahwa ia adalah keturunan Nabi Ibrahim (as), tetapi tidak disebutkan apakah ia salah satu dari nabi bani israel atau bukan. Dan ia juga dipuji dalam surah Shad dan disebutkan dengan baik bersama dengan dua nabi "Ismail (as)" dan "Zulkifli (as)".
Di dalam Taurat dan Kitab Raja-Raja, nama nabi ini adalah Elisa bin Shafat; Arti Ilyasa’ dalam bahasa Ibrani adalah "penyelamat" dan arti dari Shafat adalah "hakim". Dia memiliki posisi yang tinggi dan penuh ketekunan.
Ketika Nabi Ilyasa’ ingin memilih pengganti untuk dirinya, dia berkata: Siapa pun dapat menerima tugas ini, dimana ia berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari dan tidak pernah marah saat menghakimi. Nabi Allah memberitahukan syarat ini kepada umatnya tiga kali, dan dalam tiga kali, pemuda yang tidak dihargai orang dan dianggap miskin, menerima syarat tersebut, dan pada hari ketiga Nabi Ilyasa’, memilihnya sebagai penggantinya dan ketika dia memenuhi janjinya, Allah memujinya dan menamainya dengan Dzulkifli.
Ada sebuah makam di Al-Awjam, semenanjung Arab sebelah timur di wilayah Syiah Arab, yang dikaitkan dengan Nabi Ilyasa’. Namun, makam ini telah hancur. Makam lain di Turki dikaitkan dengan Nabi Ilyasa’. (HRY)
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 11 Januari 2022
Ayat SH: 1 Raja-raja 19:1-18
Judul: Nabi yang Minta Mati
Walaupun Elia adalah seorang nabi besar, perjalanannya bersama Tuhan tidaklah mudah. Nabi Tuhan yang dicatat minta mati di dalam Alkitab di antaranya adalah Elia (4), Yunus (Yun. 4:3), dan Musa (Bil. 11:14, 15). Apakah Elia ditimpa depresi (4-8)? Jika ya, maka Allah justru menolong Elia dengan hal-hal yang sederhana. Membiarkan Elia tidur, makan roti bakar, dan minum air kendi untuk kekuatan fisik. Hal-hal sederhana semacam itulah yang justru dibutuhkan banyak orang yang diserang depresi.
Bahkan mendengarkan suara Tuhan menjadi tantangan tersendiri bagi Elia. Allah tak hadir dalam angin hebat yang membelah gunung dan memecah bukit, atau gempa dan api (11-13). Allah justru hadir dalam suara angin yang hening (12, LAI: sepoi-sepoi). Suara dan keheningan adalah dua kata yang berkontradiksi yang muncul dalam kalimat ini, yang menggambarkan misteri ilahi yang tak mampu diselami Elia.
Allah juga meluruskan ketakpahaman Elia. Nabi Elia tidak sendiri, masih ada tujuh ribu orang di Israel yang setia (18). Perintah-perintah yang diberikan Allah kepada Elia juga berdampak terhadap nasib Israel dan Elisa yang akan meneruskan tugasnya (15-17).
Mengikut Tuhan yang hidup memang penuh risiko dan dapat diselubungi ketidakpahaman. Elia pun harus bergulat dengan keheningan angin Tuhan. Namun, di tengah ketidakmengertian itu terdapat pilihan untuk mengikut Tuhan atau meninggalkan Dia. Sejarah raja-raja Israel menceritakan konsekuensi pilihan-pilihan ini. Elia pun memilih sikapnya. Ia menjalankan misi yang diberikan kepadanya, bahkan ketika kematian terasa lebih baik.
Berbeda dari Elia, Yesus justru minta dilewatkan dari cawan kematian di Taman Getsemani. Namun, baik Elia maupun Yesus tak mendapat apa yang mereka minta. Allah punya rencana melalui misi yang diemban Elia dan Yesus. Mereka pun memilih taat menyelesaikan misi dari Allah.
Mengikut Tuhan memang tidak menjamin kita paham sepenuhnya misteri rencana Allah. Namun, kita punya banyak teladan untuk tetap taat walaupun tak sepenuhnya paham. [IHM]
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
5 Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"
6 Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.
7 Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
10 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."
11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
14 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."
15 Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.
17 Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.
18 Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
Para raja Bali saat dilantik di Pura Besakih pada 30 Juni 1938.
Acara ngaben raja Gianyar 1896-1912, Dewa Manggis VIII, yang dihadiri para pembesar Belanda dan para bangsawan Bali yang menurut catatan foto a.l. Cokorda Sukawati (raja Ubud), Dewa Gde Rai (raja Bangli), Dewa Gde Ngurah (raja Gianyar), dan Gusti Bagus (raja Karangasem).
———————— Raja Gianyar, raja Bangli dan raja Klungkung di Puri Agoeng Bangli. 1925
I Dewa Gede Raka, Raja Gianyar (1896 – 1912). Dinobatkan jadi Raja Gianyar 15 juli 1903 bergelar I Dewa Manggis VIII
Raja Gianyar dengan istrinya pada foto yang diambil tahun 1910.
Raja I Gusti Ngurah Ketut Jelantik
Goesti Ngoerah Ketoet Djilantik, radja dari Boeleleng, bersama pengikut, di Buitenzorg (Bogor) saat kunjungan Gubernur Jenderal belanda.
I Gusti Ketut Jelantik. Dinobatkan pada tahun 1828 sebagai Patih di Kerajaan Buleleng. Meninggal tahun 1849
Raja Buleleng, Gusti Ngurah Djelantik.
Ratu peranda dari griya banjar buleleng, 1865
Dewa Agung Jambe II pada tahun 1908.
Raja Gianyar, raja Bangli dan raja Klungkung di Puri Agoeng Bangli. 1925
Cokorda Gede Oka Geg, raja terakhir Kerajaan Klungkung.
Dewa Agung, abad ke-16 (?)
Raja Anak Agung Ngurah Karangasem
Raja Karangasem bersama penguasa belanda
I Goesti Agoeng Bagoes Djelantik, Anak Agoeng Agoeng Negara, Karang Asem Bali 1931
Raja Karangasem dan keluarga
Anak Agung Gde Jelantik Karangasem
Raja Gianyar, raja Bangli dan raja Klungkung di Puri Agoeng Bangli. 1925
Panglingsir poeri Agoeng Bangli 1925
Ida Anak Agung Ketut Ngurah tahun 1933 – 1960
Puri Saren Agung Ubud
Ida Cokorda Gde Sukawati, 1915
Tjokorda Gde Agung Sukawati
Liputan6.com, Jakarta - Seorang pangeran dikenal dalam sejarah karena telah membunuh setidaknya 40 ribu orang. Perilakunya pun menjadi sumber ilham film-film horor.
Vlad III adalah Pangeran Wallachia antara 1448 dan 1477. Ia lahir di Sighisoara, sebagai putra kedua dari Vlad Dracul, penguasa Wallachia sejak 1436.
Dalam bahasa Romania, kata Dracul berarti "Dragon" atau Naga. Nama Dracul diperoleh setelah Vlad Dracul menjadi anggota Order of the Dragon.
Sementara itu, kata "Dracula" yang sekarang sering kita kaitkan dengn nama vampir sebenarnya merupakan julukan bagi Vlad III selama beberapa abad lamanya.
Dikutip dari The Vintage News pada Jumat (14/4/2017), dalam bahasa Romania modern, kata Dracula sekarang berarti “si iblis” karena reputasi buruk selama masa hidupnya.
Nama julukan "Vlad Dracul the Impaler" berkaitan dengan cara kegemarannya ketika menghukum mati seseorang dengan cara "impalement" -- itu ketika terhukum ditusuk tiang runcing mulai dari liang dubur hingga ubun-ubun.
Proses hukuman mati seperti itu tergolong sebagai hukuman paling keji dalam sejarah. Ketika terhukum ditusuk dengan tiang runcing atau tombak, kadang-kadang tubuh terhukum menjadi terbelah sebagian atau seluruhnya.
Vlad Dracul diduga menikmati menghukum orang-orang yang dianggap mengkhianatinya dengan cara ini. Kisah-kisah tentang kebengisannya sudah terdengar sejak ia menjadi penguasa Wallachia. Ia diduga telah membunuh lebih dari 40 ribu orang selama masa kekuasaannya.
Di sisi lain, ia dianggap sebagai pahlawan nasional sekaligus tirani sejati karena selalu menghukum para penjahat dan kalangan aristokrat yang tidak patriotik sehingga memperokoh pemerintah pusat.
Vlad dibunuh pad 1477. Pada faktanya, banyak pihak menanggapnya sebagai pembunuh berantai. Tapi, menurut para ahli sejarah Romania, ia adalah salah satu penguasa terhebat Romania.
Alecandru Dimitrie Xenopol, salah satu ahli sejarah yang pertama kali membenarkan tindakan teror oleh Vlad, berpendapat bahwa tindakan-tindakankejamnya adalah satu-satunya cara menghentikan perkelahian internal di antara kalangan aristokrat.
Seorang ahli sejarah Romania bernama Constantin C. Giurescu mengatakan, "Penyiksaan dan hukuman mati yang diperintahkan oleh Vlad bukan dari awang-awang, tapi selalu ada alasannya, dan seringkali dalihnya demi negara."
Ada banyak buku yang dituliskan tentang Vlad dan laku keras, terutama di daerah-daerah berbahasa Jerman dan Rusia. Orang membeli buku-vuku itu karena perilaku keji dan deskripsi yang terinci.
Bahkan, karena kekejaman dan nama julukan yang diberikan oleh ayahnya, Vlad III juga menjadi ilham penciptaan tokoh dalam novel "Dracula" (1897) karya Bram Stoker.
Negeri Palestina mendapatkan julukan negeri para nabi karena banyaknya utusan Allah SWT yang diutus di sana. Tapi ada juga nabi-nabi yang memang berasal dan lahir di sana. Siapa saja nabi-nabi yang lahir di Palestina itu?
Palestina adalah tempat yang sangat penting bagi umat Islam. Keberadaannya begitu penting karena terdapat masjid suci yakni Masjidil Aqsa yang apabila salat di dalamnya akan mendapat pahala seperti salat 500 kali.
Diambil dari arsip detikHikmah, pahala salat di Masjidil Aqsa, Palestina setara dengan 500 kali salat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ مِائَةُ أَلْفِ صَلَاةٍ، وَصَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَلْفُ صَلاةٍ، وَفِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَمْسُمِائَةٍ صَلَاةٌ
Artinya: "Melaksanakan sholat di Masjidil Haram (pahalanya) sebanding dengan 100.000 kali sholat (di masjid yang lain), sholat di masjidku (Masjid Nabawi) pahalanya sebanding dengan 1.000 kali sholat (di masjid yang lain), sedang sholat di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa) pahalanya sebanding dengan 500 kali sholat (di masjid yang lain)." (HR Bazar, Ibnu Khuzaimah, & Thabrani dari Jabir bin Abdullah)
Selain itu, Allah SWT juga mengutus banyak sekali nabi di negara ini. Bahkan sebagian merupakan asli orang Palestina atau lahir di Palestina. Lalu, siapakah nabi-nabi yang lahir di Palestina tersebut? Berikut selengkapnya.